Kamis, 22 November 2012

kurma

PETUNJUK RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM KETIKA MAKAN KURMA
Sesungguhnya dalam diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat teladan dalam berbagai perkara, termasuk di dalamnya ketika makan kurma.
kurma-menu[a]. Disunnahkan Makan Kurma Sebelum Berangkat Shalat Iedul Fithri
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat shalat pada hari raya Iedul Fithri, sehingga beliau makan beberapa buah kurma”.
Murajja bin Raja mengatakan : “Ubaidillah pernah memberitahukan kepadaku, dimana ia menceritakan, Anas bin Malik pernah memberitahukan kepadaku, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan kurma itu dalam jumlah yang ganjil” [1]
Dari hadits tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mengkonsumsi kurma sebelum menuju tempat shalat Iedul Fithri adalah sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sangat dianjurkan untuk makan lebih dari satu kurma dengan jumlah ganjil. Hal ini berdasarkan lafazh hadits di atas yang dilafazhkan ‘tamarat’ (kurma dalam bentuk jamak, bukan satu atau dua tapi lebih dari dua). Maka satu kurma belum cukup untuk menyempurnakan ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan kurma sebanyak tiga, lima, tujuh, sembilan ataupun sebelas, yang penting adalah berjumlah ganjil dan lebih dari dua.
Sedangkan hikmah dari mendahulukan makan sebelum shalat Iedul Fithri adalah sebagai simbol bahwa pada hari itu telah dihalalkan untuk berbuka atau makan dan minum di pagi hari. Hal ini juga karena hari sebelumnya adalah hari diwajibkannya puasa sedangkan hari ketika Iedul Fithri adalah hari diwajibkannya berbuka atau makan dan minum. Bersegera untuk merealisasikan konsekuensi dari wajibnya berbuka pada hari Iedul Fithri adalah sangat utama. Oleh karena itu dengan mengkonsumsi beberapa butir kurma sebelum berangkat ke tempat shalat Iedul Fithri telah mecakup keutamaan yang dianjurkan tersebut.[2] Continue reading »
karakter adalah watak,tabiat,akhlak,atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan di gunakan sebagai landasan untuk cara pandang,berpikir bersikap dan bertindak.Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai,normal,dan norma.seperti jujur berani bertindak dapat dipercaya,dan hormat kepada orang lain.Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karaker bangsa.Pengembangan karakter banssa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individa seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.    
karakter manusia dan watak,tabiat,akhlak,atau kerpribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,berfikir,bersikap,dan bertindak. Kebijakanterdiri atas sejumlah nilai,moral,dan norma.Seperti jujur berani bertindak,dapat dipercaya dan hormat kepada orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Pengembangan karakter bagsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter indivudu seseorang. 
karakter manusia dan watak manusa